10 Alasan Mengapa Keabadian Itu Buruk

July 29, 2014 Add Comment
Keabadian sering disebut adalah impian setiap manusia, namun ternyata menjadi abadi tidak seindah yang dibayangkan. Ada banyak alasan mengapa keabadian adalah hal yang buruk dan di sisi lain menunjukkan bahwa kematian ternyata adalah hal yang indah. Berikut 10 alasan mengapa Anda tidak akan menginginkan keabadian.


1. Hilangnya Identitas Diri


Anda masih ingat dengan impian masa kecil Anda? Mungkin impian itu berubah karena Anda belum dewasa dan hanyalah angan-angan semata. Namun perubahan itu akan dialami semua orang jika keabadian terwujud.

Dengan adanya keabadian maka seseorang tidak akan lagi mengetahui siapa dirinya, bagaimana kepribadian dirinya yang sebenarnya, dan apa yang mereka inginkan. Semua itu akan terus berubah dan hingga akhirnya nanti akan membuat dirinya kehilangan identitas diri.

Dalam jangka waktu ribuan tahun atas waktu yang abadi, kita pasti telah melupakan banyak hal dan mungkin termasuk siapa keluarga kita, bagaimana masa kecil kita, apa makanan favorit kita, apa bahasa kita dan banyak lainnya.


2. Golongan Sosial Yang Sangat Banyak


Dengan waktu yang tidak abadi saja kita tahu bahwa generasi kita terbagi-bagi menjadi berbagai golongan sosial seperti golongan sosial tahun 70an, 80an, 90an, dan modern sekarang ini.

Mereka yang hidup di tahun 70-an pasti memiliki musik zaman mereka sendiri dibandingkan yang hidup di generasi sekarang. Bayangkan berapa banyak golongan sosial yang dapat terbentuk jika umur manusia tidak terbatas, sederhananya bayangkan saja dalam waktu 1000 tahun.

Bahkan beberapa beragumen bahwa manusia itu terus berevolusi dan makanan yang kita makan sekarang mungkin bukan lagi makanan yang dapat kita temui di 100 tahun ke depan. Apakah Anda bisa menjamin bahwa makanan untuk 100 tahun ke depan cocok untuk Anda? Bagaimana dengan iklim di 100 tahun ke depan?

3. Kesendirian


Keabadian yang kita bicarakan di sini adalah keabadian umum yang semua orang juga dapat memilikinya, namun bagaimana jika keabadian itu hanya dapat dimiliki orang-orang tertentu saja?

Jika begitu halnya maka kekurangan lain dari keabadian akan terlihat dalam hal kesendirian. Bayangkanlah diri Anda yang abadi harus menyaksikan orang-orang terkasih sekitar Anda semakin tua dan pada akhirnya meninggal.

Jika hal itu hanya terjadi sesekali mungkin tidak akan berdampak besar namun bagaimana jika itu terjadi berulang kali dan untuk selamanya? Hal itu kemungkinan besar akan membuat diri Anda tidak lagi ingin berkomunikasi dengan sesama Anda dan memisahkan diri dalam kesendirian.

Kalaupun hal itu tidak terjadi, manusia sekitar Anda juga mungkin tidak ingin bersosialisasi dengan seseorang yang wujudnya tidak berubah selama ribuan tahun.

4. Hukuman Kriminalitas Sia-Sia



Setiap tindakan kriminalitas pasti memiliki hukumannya sendiri baik penjara 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, hingga seumur hidupnya. Bentuk hukuman penjara dalam bentuk waktu itu adalah hal yang menakutkan jika umur manusia terbatas. Berbeda halnya jika setiap orang yang ada di dunia ini abadi.

Apalah artinya waktu 20 tahun dibandingkan dengan waktu 1000 tahun? Apalagi keabadian itu berarti tidak terbatas. Bisa saja kita membuat hukuman atas tindakan kriminalitas menjadi hukuman mati namun hukuman mati itu malah bisa menjadi sebuah penghargaan yang ingin dicapai semua orang yang tidak lagi menginginkan keabadiannya. Dengan begitu tindakan kejahatan malah akan meningkat jauh.

5. Overpopulasi



Alasan lain mengapa keabadian itu buruk dan bersifat negatif adalah karena keabadian itu sendiri. Pada saat keabadian terwujud, maka tentu semua orang akan mendapatkan keabadian itu dan kematian akan merosot jauh.

Jadi, jika sekarang Jakarta sudah berpenduduk lebih dari 9 juta, maka Anda bisa membayangkan jumlah itu meningkat hingga 2 kali lipat dalam jangka waktu abadi puluhan tahun, apalagi ratusan tahun, padahal kita tahu bahwa tanah dan sumber daya di dunia ini terbatas.

Bentuk sederhana penggambarannya adalah sebuah restoran dengan 50 meja dan bahan makanan terbatas namun harus menghadapi antrian hingga puluhan ribu orang. Dalam waktu yang sangat singkat semua sumber daya yang ada di dunia ini akan lenyap begitu saja.

6. Tetap Tua



Setiap manusia akan bertumbuh dewasa kemudian menjadi tua dan kemampuan mereka tidak akan lagi sama seperti selagi mereka masih muda. Kalaupun manusia dapat mencapai keabadian maka kondisi mental mereka tetap akan terus bertumbuh dan pada seiring berjalannya waktu semua orang akan menjadi tua dalam hal mental.

Bayangkan kehidupan dengan fisik layaknya orang yang masih muda namun dengan pikiran layaknya orang yang sangat tua. Jadi kalaupun Anda adalah manusia abadi yang berpenampilan umur 20 tahun, mental yang Anda miliki adalah orang berumur ratusan tahun yang mungkin saja menderita Alzheimer (degradasi otak).

7. Luka Abadi

Steve Jobs pernah mengatakan bahwa kematian adalah penemuan terbaik kehidupan, hal itu juga berlaku benar, melihat bahwa setiap orang akan memiliki kesempatan untuk mengakhiri luka mereka.

Luka yang kita bicarakan di sini bukan sekedar luka fisik biasa namun adalah luka permanen seperti trauma, kecacatan, mati otak, stroke, atau kelumpuhan. Dengan adanya kematian maka orang terkait akan tahu bahwa penderitaannya akan berakhir saat ajal menjemput. Namun bersamaan dengan adanya hidup yang abadi maka luka yang abadi juga akan terwujud.

8. Keabadian yang Tragis

Dalam situasi tertentu kematian adalah hal yang sangat indah dan dapat membebaskan manusia dari banyak hal. Bayangkan saja misalnya jika sebuah gempa bumi terjadi dan karena itu Anda harus tertimpa tidak dapat bergerak di kedalaman reruntuhan rumah Anda.

Jika dalam kasus biasa, Anda secara perlahan akan mendekati kematian namun yang kita bicarakan sekarang adalah Anda itu abadi yang dapat Anda lakukan hanyalah menunggu pertolongan yang mungkin baru akan terlihat berbulan-bulan sesudah kejadian itu.

Itupun jika pertolongan benar-benar datang dan kejadian yang kita bicarakan adalah kejadian besar yang semua orang tahu. Namun bagaimana jika contohnya adalah kecelakaan yang membuat Anda terperangkap dan hanya Anda yang tahu? Sungguh ironis.

9. Kematian Tragis

Oke Anda abadi, tapi tidak dipungkiri bahwa jika organ tubuh Anda ada yang rusak atau hancur pasti kematian sudah di depan mata. Kematian tragis seperti organ hancur itu dapat kita hindari dengan kematian yang indah, yakni mati selagi kita tidur, namun sayangnya dengan waktu yang abadi maka kematian yang ada di dunia ini hanyalah kematian tragis.

Akan membutuhhkan lebih dari sekedar penyakit untuk dapat membunuh seorang mahuk abadi, pernah menonton film terminator? Mungkin dari dibacok, digencet, sampai ditabrak hingga hancur barulah bentuk kematian yang akan dijumpai dalam kehidupan abadi tersebut.

10. Membosankan dan Tidak Berarti

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti akan merasa bosan jika mereka selalu mendapatkan atau melakukan hal yang sama secara terus menerus. Seperti contohnya sesekali melakukan bungee jumping mungkin ada adrenalinnya tersendiri, tapi jika itu terus dilakukan atau mungkin 5 kali saja rasa bosan pasti sudah terlihat.

Hal ini juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan kita sebagai manusia. Sebagai mahluk hidup yang memiliki batas waktu ada alasan mengapa kita terus bertahan dalam berbagai suka duka kehidupan.

Alasan utamanya adalah karena kita tahu di akhir hari nanti semua itu akan berhenti atau akan membuahkan hasil, namun bagaimana jika Anda tahu bahwa semua itu tidak akan berakhir? Dengan waktu yang abadi maka semua hal yang dilakukan akan terasa monoton dan akan ada banyak orang yang lebih memilih kematian jika mereka harus merasakan kebosanan untuk beribu-ribu tahun.

Ditambah lagi semua makna yang sekarang masih berarti dalam kehidupan kita mungkin menjadi tidak ada artinya. Liburan akhir minggu bukan lagi hal yang ditunggu-tunggu, pergi ke luar negeri bukan sesuatu yang menakjubkan, bahkan mungkin saja di suatu waktu pergi keliling dunia tidak lagi ada artinya. Mungkin saja satu-satunya yang berarti adalah kematian itu sendiri.

Jadi jika semua itu digabungkan jadi satu maka alasan mengapa keabadian merupakan hal yang buruk adalah karena hidup yang membosankan, Anda tidak bisa menentukan siapa identitas Anda, dipenuhi kematian tragis, luka abadi, overpopulasi, dan kriminalitas yang meningkat pesat. Bayangkan saja Anda hidup dalam dunia seperti itu.

Sumber :

Seni Magis Nini Thowong, Sang Saudara Perempuan Jailangkung

July 28, 2014 Add Comment
Nini Thowong merupakan sebuah hiburan tradisional masyarakat Jawa yang sangat unik karena tidak ditemukan di daerah lain. Selain itu Nini Thowong sarat dengan unsur seni, tradisi dan mistis yang tinggi.



Nini Thowong merupakan boneka perempuan yang menurut cerita adalah saudara perempuan dari jailangkung. Mengapa dinamakan Nini Thowong? Karena mukanya putih (thowong). Disebut "Nini", karena jenis kelaminnya perempuan. Konon, dulu ada seorang gadis, yang perangainya jahat. Dia disihir oleh tetangganya, jadilah Nini Thowong.

Kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai corak yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan adanya pengaruh lingkungan alam di sekitar masyarakat suku bangsa itu bertempat tinggal.


Sebagai contoh permainan tradisional yaitu Nini Thowong. Permainan ini berasal dari Gurdo, Panjangrejo, Pundong, Bantul. Nini Thowong adalah nama permainan berupa boneka dari tempurung kelapa, rangka bambu dan diberi pakaian seperti orang.

Permainan Nini Thowong berfungsi sosial dan religius magis. Berfungsi sosial karena mampu mengumpulkan anak-anak desa bermain bersama. Berfungsi religius magis karena ada semacam kepercayaan bahwa Nini Thowong yang sudah kemasukan roh halus bisa menunjukkan obat bagi yang sakit, dan bila dituruti si sakit dapat sembuh. Permainan Nini Thowong ini menyebar dari mulut ke mulut.


Nini thowong merupakan kesenian nenek moyang zaman dahulu yang dimainkan pada waktu senggang. Bentuk nini thowong tersusun dari siwur (gayung dari batok), enjet, angus (arang) untuk menggambar wajah.

Bahan-bahan tersebut disusun menyerupai bentuk manusia lalu dipakaikan kebaya, sarung dan diberi daun-daun yang berasal dari kuburan. Setelah siap, boneka tersebut dibawa ke pohon besar yang angker dan diberi sesajen yang bertujuan untuk memanggil dan agar kemasukan arwah.

Pada zaman dahulu, Nini tThowong dimainkan pada saat mongso ketigo (musim kemarau) di bawah bulan purnama. Tetapi pada zaman sekarang Nini Thowong dimainkan pada saat acara-acara tertentu dan pada malam minggu.

Bentuk mukanya juga telah dimodifikasi dengan gabungan antara topeng dan siwur (gayung). Nini Thowong dimainkan oleh perempuan, sedangkan yang membawa dan mengangkut dari tempat kediamannya adalah seorang laki-laki.


Permainan ini tidak memiliki tujuan tertentu baik itu ritual maupun semacamnya. Pada saat memainkan boneka Nini Thowong ini tidak diperlukan sesajen, hanya mengalungkan bunga telon.

Permainan ini diiringi oleh gejug lesung dan gamelan mega mendung. Pada zaman dulu diiringi tembang tetapi sekarang diiringi lagu Perahu Layar.

Jika Nini Thowong pada jaman dahulu merupakan sebuah budaya animisme yang ketika memainkan Nini Thowong ini mempunyai suatu maksud tertentu, saat ini Nini Thowong hanya merupakan sebuah pementasan yang bertujuan untuk menghibur tanpa mempunyai maksud magis apapun (misal upacara pemanggilan hujan atau ritual pengobatan).


Sumber :
viva.co.id