Tungau Wajah: Ada di Setiap Wajah Manusia

October 16, 2014 Add Comment
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa wajah-wajah dari semua orang dewasa adalah rumah bagi makhluk mikroskopis berkaki delapan.

Tungau Wajah yang panjangnya hanya setengah milimeter ini semi transparan dan tidak terlihat oleh mata manusia, memiliki delapan kaki, serta terlihat seperti caterpillar (ulat) yang sangat kecil.

Foto Tungau Wajah (Face Mite) ini diambil dengan menggunakan mikroskop elektron.

Selama ini, para ilmuwan berpikir bahwa hanya sebagian kecil dari populasi manusia memiliki tungau wajah.

Namun, sebuah studi baru yang dipimpin oleh Megan Thoemmes, seorang mahasiswa pascasarjana di biologi di North Carolina State University, menemukan bahwa 100 persen dari 253 orang di atas usia 18 yang dijadikan sampel oleh timnya memiliki DNA tungau di wajah mereka, menunjukkan bahwa tungau ini bisa bersifat universal dan ada di semua wajah manusia dewasa.

Studi ini juga menemukan bahwa wajah manusia merupakan rumah bagi dua spesies yang berbeda dari tungau. Yang pertama adalah Demodex brevis, yang membuat liang ke dalam kelenjar keringat. Spesies lainnya, Demodex folliculorum, tinggal di folikel-folikel bulu mata, alis dan kulit wajah.

Manusia adalah raksasa super besar yang penuh keringat dan berminyak bagi tungau-tungau ini. Kita memiliki bayak relung-relung di mana organisme dapat hidup dan berkembang. Jaringan gua-gua kulit kita menawarkan makanan dan tempat tinggal untuk dua spesies tungau ini.

Biasanya hanya ada satu tungau brevis per kelenjar sebaceous (kelenjar mikroskopik yang berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum), dan 3-6 tungau folliculorum per folikel rambut. Karena Anda memiliki 5 juta folikel rambut, maka .... OK, mungkin bukanlah fakta yang menyenangkan untuk anda ketahui.

Para ilmuwan sudah tahu tentang tungau ini selama lebih dari seratus tahun dan pertama kali dijelaskan pada tahun 1842. Mereka benar-benar tidak berbahaya. Namun apa yang tungau ini lakukan dan bagaimana kita mendapatkannya, baru mulai sedikit dipahami.

Jangan khawatir, tungau-tungau ini tidak buang kotoran pada Anda. Kedua spesies tidak memiliki anus, mereka hanya menyimpan semua kotoran sampai mereka mati. Setelah mereka mati cengkeraman mereka lebih kendor dan mereka dilepaskan ke permukaan kulit Anda. DNA dan limbah mereka bergabung dengan lapisan berminyak, menjaga kelembaban epidermis Anda.

Tungau Wajah dengan perbesaran 400 kali

Setelah peneliti memiliki informasi genetik tentang tungau, serta informasi geografis tentang tuan rumah mereka, mereka mulai mengetahui tentang betapa terkaitnya kita dengan populasi tungau kita.

Dua spesies tungau yang berbeda bukanlah kerabat dekat, dan tampaknya telah diperoleh dari inang/tuan rumah yang berbeda di masa lalu evolusi kita. D. brevis lebih erat terkait dengan tungau anjing daripada tungau D. folliculorum, mereka berbagi ruang di folikel-folikel rambut.

Variasi geografis dalam keanekaragaman tungau juga tidak biasa. D. brevis pada orang di Cina, dengan orang Amerika jauh lebih beragam daripada genetik D. folliculorum. Hal ini juga sesuai dengan biologi dari dua spesies tersebut.

Spesies folliculorum yang lebih besar suka berkelompok dan lebih aktif, sehingga pertukaran gen mereka lebih sering. Spesies D. brevis yang lebih kecil, lebih terisolasi, sehingga mutasi dan pergeseran genetik terakumulasi sebagai variasi genetik dalam populasi pori-pori kecil yang terisolasi.

Variasi ini juga tampaknya adalah hasil dari sejarah genetik manusia, ketika populasi manusia terbagi dan menyimpang 40.000 tahun yang lalu, begitu pula garis keturunan tungau kita.

Singkatnya, Tungau yang dikumpulkan dari wajah di tempat yang berbeda, dapat dibedakan secara genetik satu sama lain, yang membuat mereka berguna untuk melacak populasi manusia dan migrasi mereka.


Nafas Setan yang Berasal dari Terompet Malaikat

October 14, 2014 Add Comment
Angel Trumpets (Brugmansia sp) adalah semak dramatis yang memiliki bunga gantung besar. Seringkali orang merancukannya dengan tanaman dari genus Datura karena bunga mereka yang berbentuk terompet yang sama.

Sebagai anggota dari famili Solanaceae, semua bagian tanaman ini sangat beracun dan telah digunakan oleh budaya asli dalam upacara keagamaan.

Salah satu legenda mengatakan tanaman memiliki aroma begitu kuat sehingga dapat menginduksi tidur pada mereka yang menghirup aromanya, dan bahwa mereka yang tidur di bawah pohon ini akan memiliki mimpi yang aneh dan erotis.

Nama lain untuk spesies Brugmansia termasuk yerba de Huaca (Tumbuhan Makam), campanilla, maicoa, tonga, toa, buyes, floripondio, chamico, huanco dan huacacachu dan Borrachero.

http://www.thecabinchiangmai.com/admin/resources/blog/140704093028.jpg

Pohon borrachero, membawa rahasia yang diketahui beberapa orang di bagian utara Amerika Selatan. Bibit pohon, bunga, dan serbuk sari memiliki zat halusinogen yang ketika dihirup atau dikonsumsi, mampu menghilangkan kesadaran seseorang, dan mengubahnya menjadi 'zombie' yang dapat sepenuhnya dikendalikan tanpa pernah menolak.

Dari biji tanaman borrachero atau terompet malaikat yang banyak tumbuh di Kolombia ini, beberapa orang di sana membuat obat yang bernama scopolamine, atau juga dikenal dengan nama "Devil's Breath" (nafas setan) atau "Burundanga". Dari namanya memang terlihat aneh, dimana nafas setan berasal dari terompet malaikat.

Dalam sebuah film dokumenter dari Vice, Obat Scopolamine disebutnya sebagai 'Obat yang paling menakutkan di dunia'.

Itu karena skopolamin memberikan senjata ampuh untuk para penjahat Kolombia. Obat tersebut menempatkan orang ke dalam keadaan seperti zombie di mana mereka kehilangan memori mereka dan kesadaran dan dapat diperintah untuk mengosongkan rekening bank mereka atau menyerahkan kunci apartemen dan mobil mereka.

"Mereka pergi ke pesta dan kemudian bangun dua atau tiga hari kemudian di bangku taman," kata Maria Fernanda Villota, seorang perawat di San Jose University Hospital di Bogota, yang menerima beberapa korban skopolamin setiap minggu. "Mereka tiba di sini tanpa barang-barang mereka atau uang mereka."


Hambar dan tidak berbau, obat ini sering dicampurkan ke minuman di bar atau bubuknya dapat ditiupkan ke muka korban.

Tahun lalu, polisi Kolombia melaporkan hampir 1.200 kasus kriminal yang terkait dengan penggunaan skopolamin atau obat zombie ini. Para korban berkisar dari politisi, orang-orang kaya, karyawan Kedutaan Besar AS hingga orang Kolombia biasa.

Obat tersebut memiliki beberapa kegunaan medis yang legitimate, misalnya untuk pengobatan mabuk perjalanan dan untuk tremor penyakit Parkinson. Tapi obat itu lebih terkenal karena sifat-sifatnya yang menyeramkan.

Skopolamin mem-blok neurotransmitter yang membawa informasi ke bagian otak yang menyimpan memori jangka pendek, kata Dr Camilo Uribe, yang mengepalai unit toksikologi di San Jose University Hospital dan seorang ahli obat terkemuka.

Dengan kata lain, apa yang terjadi pada orang di bawah pengaruh skopolamin sama sekali tidak tercatat oleh otak.

Menurut British Journal of Clinical Pharmacology, obat yang juga dikenal sebagai hyosin ini dapat menyebabkan kehilangan memori pada tingkat yang sama dengan diazepam.

Pada zaman kuno, obat itu diberikan kepada gundik pemimpin Kolombia yang mati, mereka lalu di perintahkan untuk masuk kuburan tuan mereka, di mana mereka dikubur hidup-hidup.

Dikatakan, ibu-ibu Kolombia memperingatkan anak-anak mereka untuk tidak tertidur di bawah pohon borrachero.

"Malaikat Maut" nya Nazi, Josef Mengele menggunakan skopolamin dalam interogasi sebagai semacam serum kebenaran. CIA menggunakannya saat melakukan percobaan yang kontroversial dalam hal rekayasa perilaku pada tahun 1960, seperti yang ditulis dalam buku John D. Marks: "The Search for the Manchurian Candidate"

http://blog.tecsys.in/wp-content/uploads/2014/03/scopolamine-final.jpg

Sebuah kelemahan dari skopolamin, dari sudut pandang jahat, adalah bahwa korban kadang-kadang bisa menjadi teragitasi dan agresif dan balik menyerang pelakunya.


Sumber :

Sering Merasa Ponsel Seolah Bergetar? Ini Penyebabnya

October 14, 2014 Add Comment
Kamu pernah atau sering merasa seolah ponselmu bergetar tetapi begitu dicek ternyata tidak ada panggilan, SMS, atau pesan instan masuk? Tenang, kamu tidak sendirian karena ternyata hampir semua orang yang terbiasa mengantongi ponselnya pernah atau sering mengalami hal tersebut. Kok bisa ya kita seolah merasa ada getaran pada ponsel padahal sebenarnya tidak?

http://sin.stb.s-msn.com/i/47/B51D92682AB074DAA1A9C36C3FE162.jpg

Kejadian itu disebut juga phantom vibration. Sederhananya, kejadian tersebut disebabkan karena otak salah menerima respon dari saraf kita.

Jika kamu terbiasa mengantongi ponsel di saku celana kamu, saraf di sekitar tempat kamu biasa meletakkan ponsel itu lama-kelamaan akan bisa mengenali keadaan apakah ponsel tersebut bergetar ataukah ponsel tersebut tidak bergetar. Rangsangan dari saraf tersebut kemudian diterima dan diterjemahkan oleh otak sebagai suatu kondisi antara 'ponsel bergetar' atau 'ponsel tidak bergetar'.

Nah, tetapi bisa saja otak kita salah menerjemahkan rangsangan tersebut. Otak bisa saja menerjemahkan rangsangan saraf sebagai kondisi 'ponsel bergetar' padahal sebenarnya tidak, dan demikian pula sebaliknya. Saat itulah kita merasa ponsel kita seolah bergetar padahal sesungguhnya tidak.


Lantas, apakah hal ini wajar? Sebenarnya hal ini wajar saja. Hal ini mirip dengan yang dirasakan oleh ibu yang baru melahirkan, di mana mereka sering masih merasa gerakan bayi di perut mereka.

Tetapi, beberapa ahli juga mengatakan bahwa hal ini terkait dengan kebiasaan manusia sekarang yang tidak bisa lepas dari gadget. Jika seseorang sudah sangat sering merasakan phantom vibration ini, diduga bahwa orang tersebut sangat mengkhawatirkan atau mengharapkan adanya telepon, SMS, atau pesan instan masuk ke ponsel mereka. Artinya, orang tersebut hampir tidak bisa lepas darigadget.

Kalau kamu sering merasakan gejala phantom vibration, tidak ada salahnya kalau meluangkan sejenak waktu untuk lepas dari gadget.
Sumber :
sains

Cabai Pelangi yang Indah, Ingin Menanam?

October 08, 2014 Add Comment
Beberapa waktu belakangan, cabai warna-warni sedang ramai dibicarakan. Bahkan banyak yang menyebutnya cabai rawit, seru dan unik untuk makan gorengan. Sebenarnya cabai macam apakah ini?
 
Cabai warna-warni berasal dari Amerika Selatan. Ada yang bilang dari Brasil, walau ternyata nama aslinya : Bolivian Rainbow. Cabai jenis ini lebih lazim dipakai sebagai tanaman hias, dan memang laku di dunia online untuk kebutuhan tersebut. Mengapa tidak dikonsumsi, misalnya untuk teman makan gorengan?

Kita lihat data berikut, ya:
* Tingkat kepedasan: 5.000 – 30.000 SHU
* Tinggi tanaman rata-rata: 60-90cm
* Iklim ideal: dataran rendah – tinggi
* Sinar matahari: sepanjang hari
* Media tanam: tanah2 : humus1
* Kebutuhan air: sedang
* Jumlah biji dalam kemasan: 10pc

Nah, cabai warna-warni, atau kita sebut saja Bolivian rainbow sesuai nama aslinya, paling maksimal kepedasannya hanya 30.000 SHU. Bandingkan dengan cabai rawit hijau yang terdapat di pasaran, (SHU) 50,000–100,000. Alhasil, Bolivian rainbow lebih banyak digunakan sebagai tanaman hias.

Bolivian rainbow memiliki perubahan warna yang menarik dari muda ke tua. Perubahan warna inilah yg menyebabkannya disebut rainbow karena dalam satu tanaman warna cabenya bisa berwarna warni. Perubahannya adalah: ungu-kuning-oranye-merah.

 
Tertarik menanamnya? Perawatannya tak terlalu repot, kok. Seperti pada umumnya keluarga cabai sebagai kelompok perdu, cukup perhatikan pemupukan agar lebih produktif.

Karakater tanah atau media tanam yang ideal bagi cabai adalah tanah poros, penuh unsur hara. Media tanam dibuat dari campuran sekam bakar, pasir, pakis kering, tanah, pupuk kandang, dan sedikit pasir. Semua bahan itu dicampur dan diaduk-aduk jadi satu. Baru kemudian dimasukkan dalam pot plastik.

Pot bunga yang baik untuk tanaman cabai, harus ada lubang-lubang di bagian bawahnya. Fungsinya untuk saluran pembuangan air.  Cabai tak bisa tumbuh pada tanah berair, maka perlu ada drainasi pada pot tanaman.

Tahap selanjutnya adalah penyemaian bibit. Bibit cabai diperbanyak melalui biji-bijinya. Pilih biji yang kering, kemudian direndam dalam air baru disebar pada pot-pot bunga. Sirami secara berkala dengan spuyer. Selang lima hari akan muncul tunas-tunasnya

Setelah bibit berukuran 10 cm, bisa dipindah ke pot bunga. Pemindahan harus hati-hati jangan merusak akar dan batang pohon.  Setelah di pindah, perawatan rutin hanyalah disiram. Pada pagi hari ditaruh di luar rumah, tapi jangan terkena matahari langsung sebab bisa layu.  Pohon akan berbuah ketika usia 3 bulan.






Sumber:
jualbibitpremium
bimbingan

Tinggal dalam Kincir Putar Hamster

October 04, 2014 Add Comment
Bagi pecinta hamster, tentu tak asing melihat hewan peliharaan yang menggemaskan itu berlari-lari di dalam kincir putar. Sekarang, bagaimana kalau manusia merasakan tinggal dalam kincir putar seperti itu? Dua seniman mencoba serunya tinggal di dalam kincir putar hamster raksasa di dalam sebuah galeri di New York selama enam hari.

Ward Shelley (63) dan Alex Schweder (43), menyulap kincir putar menjadi sebuah rumah dalam aksi yang mereka namakan 'In Orbit', yaitu rumah berputar yang dilengkapi dengan kamar mandi, dapur dan tempat tidur.

 
Keduanya berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya dengan berjalan berlawanan arah dalam kecepatan rendah dan terukur agar tetap aman.

Shelley tinggal di bagian atas atau luar kincir putar yang dipamerkan di dalam galeri The Boiler di Williamsburg, New York, sementara Schweder tinggal di bagian dalam kincir putar tersebut.

Dua zona yang dilengkapi dengan perabotan rumah tangga itu dibangun sejajar, sehingga kedua laki-laki ini harus melakukan aktivitas yang sama dalam waktu bersamaan, sebuah pengalaman mendebarkan yang sangat membutuhkan keseimbangan badan dan kehati-hatian, yang tak disangsikan akan makin memperkuat jalinan pertemanan mereka yang telah berlangsung hampir 10 tahun lamanya.

Dua sahabat karib ini mengatakan bahwa mereka hanya akan keluar dari kincir putar yang terbuat dari besi dan kayu ini jika terjadi keadaan darurat saja.

 
Dengan ketinggian tiga lantai, kincir putar ini tidak hanya menarik mata dari segi ukuran, tapi juga dari segi warna.

Selama menjalani aksinya, Shelley akan mengenakan jumpsuit merah, sementara Schweder akan mengenakan jumpsuit oranye. Semua furnitur yang dipasang di kincir putar ini diberi warna yang sama dengan pakaian yang mereka kenakan.

Menurut Gothamist, aksi mereka ini sangat interaktif. Keduanya berbincang-bincang dengan para pengunjung galeri dan menjawab berbagai pertanyaan seputar aksi yang mereka lakukan.  

Butuh waktu empat minggu untuk membuat kincir putar tersebut, yang merupakan hasil kerja keras Schweder, yang tak lain adalah arsitek berpengalaman. Schweder sendiri memiliki titel PhD di bidang arsitektur dari Cambridge University.

 
Shelley juga meminta bantuan sejumlah teman insinyurnya yang tinggal di sana untuk mempelajari infrastruktur kincir putar tersebut demi memastikan bahwa kincir ini layak pakai dan aman.

Shelley dan Schweder bertemu ketika sama-sama kuliah di American Academy di Roma tahun 2005. Sejak saat itu, mereka berdua bekerja sama, bahkan ikut serta dalam sebuah pertunjukan kecil yang juga melibatkan empat seniman lainnya.

Mereka sudah memamerkan karya mereka di lebih dari 15 negara, dan beberapa di antaranya mendapatkan penghargaan, salah satunya adalah mengikuti sesi pelatihan dan kuliah di sejumlah universitas bergengsi, seperti Harvard dan Yale.

Shelley bermukim di New York, sementara Schweder kini tinggal di Cambridge, Inggris, di mana ia diharapkan bakal mendapatkan gelar PhD tahun 2015 nanti.









 
Sumber:
sinarharapan

Hebatnya Pasukan Katak, Amerika Berguru dan Malaysia Ngacir

October 03, 2014 Add Comment
Menjadi rakyat sipil yang tak paham betul dunia militer, lumayan terkejut bila banyak orang bercerita soal kehebatan Kopaska, Komando Pasukan Katak milik TNI. Begitu masyurnya pasukan ini hingga tentara Amerika pun berguru pada Indonesia.

Kopaska adalah pasukan elite spesialis misi bawah air. Pasukan khusus dengan kemampuan berderet. Mulai dari demolisi bawah air, sabotase, pembebasan sandera, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, penyapu ranjau hingga intelijen.

 
Tepat jika disebut Kopaska adalah Navy Sealnya Indonesia. Karena kecocokan itu, Navy Seal dan Kopaska rutin menggelar latihan bersama. Sudah 32 tahun dan 64 kali dua pasukan elite ini berlatih bersama dalam latihan berjudul Flash Iron.

Dalam sesi latihan yang digelar, ternyata Kopaska jadi guru bagi pasukan Amerika tersebut. Tentara kita sangat berpengalaman berperang dalam hutan, memanfaatkan sumber alam untuk senjata. Misalnya saja membuat booby trap. alias jebakan dari bahan-bahan yang sudah ada di hutan. Ranting, kayu dan akar-akaran bisa jadi senjata mematikan jika dipadukan dengan senjata atau peledak yang sudah ada.

Ternyata dalam peperangan modern, hal itu masih sangat menakutkan. Untuk itu Navy Seal merasa perlu mempelajarinya. Usai latihan, personel Kopaska pun layak mendapat brevet Trident Navy Seals kehormatan. Karena itu jangan heran kalau melihat anggota TNI AL memakai brevet Navy Seals.




Tentara Malaysia ngacir
Selain militer Amerika mengakui kedigdayaan Kopaska, tentara Malaysia pun pernah merasakan langsung sehingga kabur terbirit-birit. Padahal hanya dengan ancaman singkat, tanpa kontak senjata satu pun.

Dikisahkan, peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat. Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

 

Pada 1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.
 
Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.
Cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia.

Kisah-kisah di atas dapat dibaca lebih lengkap dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus.















Sumber:
merdeka.
Xu Shuquan, Pria Pembuat 10 Ribu Origami Pesawat

Xu Shuquan, Pria Pembuat 10 Ribu Origami Pesawat

October 02, 2014 Add Comment

Xu Shuquan membuktikan keindahan origami alias seni melipat kertas sebagai hobi yang tiada habisnya meski hanya berbekal selembar kertas. Selama 60 tahun terakhir ini ia terus melipat kertas menjadi pesawat terbang.

Tentunya tak sedikit pesawat kertas yang telah dia buat dalam waktu selama itu. Totalnya ada 10 ribu origami pesawat dalam berbagai bentuk dari simpel hingga rumit, ukuran kecil sampai jumbo dan warna berbeda-beda. Selain pesawat kertas, pensiunan guru di kota Chengdu, provinsi Sichuan, Tiongkok, ini juga membuat boneka kertas 12 zodiak.

Yang membuat pesawat dari kertas oleh Xu itu istimewa adalah teknik yang ia gunakan. Xu  menggunakan teknik origami kuno yang rumit bernama Zhezi yang merupakan warisan budaya Tiongkok sebelum muncul dari Jepang. Dulu teknik itu dipakai untuk membuat model kapal atau gerobak bahkan tiruan batangan emas yang dikuburkan bersama orang mati.

“Seni kerajinan kami telah dikalahkan oleh origami Barat dan saya akan sangat senang jika bisa jadi orang yang menghidupkannya kembali,” kata Xu.

Tak hanya sekedar hobi, kesukaannya origami juga ampuh digunakan saat masih mengajar di sekolah. Untuk membuat murid-murid patuh tak jarang ia menunjukkan kemampuannya dalam membuat origami. Meski ampuh, kadang mereka malah jadi sibuk sendiri membuat pesawat kertas.
“Ketika anak-anak tidak memperhatikan atau nakal maka aku akan memperingatkan dengan membuat pesawat dan kulemparkan ke mereka,” beber Xu seperti dilansir dari Softpedia, Sabtu (27/9/2014). “Bentuknya kubuat makin hari makin rumit sehingga mereka tertarik.”

Xu kini bermimpi bisa membuat pameran dengan jumlah koleksinya yang banyak itu. “Impian terbesarku adalah membuat pameran sendiri sehingga orang-orang bisa mempelajari seni tradisional ini,” tutup kakek berusia 70 tahun itu. (tom)

Apakah Kita Semua Melihat Warna Yang Sama?

October 02, 2014 Add Comment
Warna merah Anda bisa saja adalah warna hijau saya. Bisakah Anda berargumen bahwa warna yang Anda dan semua orang di sekitar Anda lihat itu sama? Sebuah penemuan menemukan bahwa ternyata mungkin saja warna yang terlihat merah bagi seseorang sebenarnya adalah warna yang berbeda di mata orang lain. Jadi apakah kita semua melihat warna yang sama?

Seberapa merakah stroberi Anda?



Semua argumen ini dapat mulai kita bayangkan dengan permisalan saya dan Anda. Bayangkan saja kemungkinan akan warna merah di buah stroberi yang Anda lihat, ternyata tidaklah semerah yang Anda bayangkan di mata saya. Ide lainnya adalah mungkin saja warna “merah” yang Anda mengerti sekarang ini sebenarnya merupakan warna yang berbeda di mata saya, namun yang saya mengerti adalah bahwa warna itu dimaksud warna “merah”. Jadi begitu Anda mengatakan “merah sekali stroberi ini,” mungkin saja saya setuju namun maksud kata merah yang saya mengerti berbeda dari maksud kata merah yang Anda mengerti.
Di sinilah dimulai pertanyaan terbesarnya, bisakah Anda yakin bahwa semua warna yang Anda lihat terlihat sama di mata setiap orang?

Warna


Sebelum kita mulai jawaban akhir dari apakah kita semua melihat warna yang sama, tentu kita harus mengerti terlebih dahulu apa sih sebenarnya warna itu dan bagaimana kita bisa melihat sebuah warna? Merah, hijau, biru, putih, atau bahkan hitam?
Dilansir dari Vsauce, warna sebenarnya bukanlah hal nyata yang benar-benar ada di luar dari diri kita. Singkatnya, warna itu hanya ada dalam kepala kita atau lebih tepat lagi otak kita. Otak kita mengartikan frekuensi-frekuensi gelombang cahaya (390 nm – 700 nm) dalam bentuk “warna.” Sedangkan gelombang cahaya atau spektrum cahaya yang berada di luar gelombang ini adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap secara kasat mata, yakni UV (ultraviolet) dan IR (infrared).
Adapun beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencoba memastikan bahwa kita semua melihat warna yang sama adalah sebagai berikut.

Menjelaskan ke Orang Lain

Ada cara gampang untuk memastikan apakah warna yang kita lihat terlihat sama bagi orang lain, adalah dengan cara termudah dan paling masuk akal yaitu dengan mendeskripsikan apa saja karakteristik dari warna yang kita lihat tersebut. Terdengar efektif bukan? Sayangnya tidak.
Mudahnya, setiap orang dapat medeskripsikan bahwa merah itu adalah warna yang panas, penuh passion, menggambarkan semangat, dan kontras. Sedangkan di sisi lain, deskripsi akan warna biru mudahnya adalah warna yang tenang dan menggambarkan ketenangan. Apabila saya dan Anda setuju maka bukankah berarti warna yang kita lihat itu sama? Sekali lagi, tidak.
Hal ini karena apa yang kita rasakan secara emosional tidaklah terkait dengan apa yang kita persepsikan. Sebuah penelitian menemukan bahwa perasaan emosional yang kita rasakan saat melihat warna, sebenarnya lebih terkait kepada gelombang cahaya dari si warna. Gelombang cahaya yang lebih panjang (merah, orange, kuning) memberikan rasa panas, semangat, passion dan seterusnya, sedangkan gelombang cahaya yang lebih pendek (biru) memberikan rasa tenang.

Ditambah lagi perasaan emosional seorang manusia sangatlah terkait atas kondisi kehidupan manusia. Sebagai contoh, Tommy Edison, seorang pria buta sejak lahir yang memiliki channel Youtubenya sendiri menjelaskan bahwa konsep mengenai warna adalah konsep yang sangat aneh baginya. Berlaku lebih benar lagi karena sebagaimanapun orang lain mencoba mendeskripsikan warna tersebut, kalaupun ia dapat mengerti akan warna tersebut pada kenyataannya ia tidak dapat “merasakan” warna itu. Jadi singkatnya cara ini terbukti tidak berhasil untuk membuktikan bahwa kita melihat warna yang sama.

Buta warna

Di forum reddit, ada banyak sekali orang buta warna yang berpendapat bahwa ternyata hal ini memang berlaku benar. Warna yang Anda lihat sekarang mungkin sebenarnya adalah warna yang berbeda di mata saya. Orang yang buta warna akan mempersepsikan kekurangan warnanya ke warna yang lain.
Inilah sebabnya mengapa ada tes buta warna dengan meminta orang-orang membaca angka atau mencari bentuk dalam sebuah bidang (biasanya lingkaran) yang terbuat dari dot-dot warna beragam. Mereka yang memiliki mata normal akan dapat melihat angka atau bentuk yang dimaksud, namun mereka yang menderita buta warna tetap akan dapat melihat bidang tersebut hanya saja angka dan bentuk yang dimaksud tidak tampil di mata mereka. Angka atau bentuk tersebut muncul dalam warna yang berbeda di mata si orang normal dan si mata penderita buta warna.
Tapi tetap saja, itu tidak berarti bahwa kita semua melihat warna yang berbeda karena yang membicarakan ini adalah mereka yang diketahui memang menderita buta warna. Tidak menjawab bagaimana persepsi warna merah di mata 2 orang dengan mata yang normal.

Jadi Apakah Merah Anda adalah Biru Saya?

Sayangnya, hingga sekarang hal ini tidak dapat dipastikan. Ya, ini memang jawaban yang tidak memuaskan namun hingga saatnya seseorang bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain secara nyata maka jawaban ini tidak akan dapat ditemukan. Jika jawaban ini masih tidak memuaskan maka untuk sementara, kita hanya dapat mengasumsikan bahwa orang-orang tidak melihat warna yang sama hanya saja memiliki pengertian yang sama.

Pilih Mana, Nama Indonesia atau Nusantara?

October 01, 2014 Add Comment
Baru-baru ini kabar tentang mendesaknya penggantian nama Indonesia jadi Nusantara sedang mencuat. Isu ini dilontarkan Arkand Bodhana Zeshaprajna, seorang pakar metafisika yang juga doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Menurutnya, Indonesia akan hancur di tahun 2020 bila masih mempertahankan nama Indonesia. Harus diganti jadi Nusantara. Ritual ganti nama sering terjadi dalam budaya Jawa bila seorang anak sering sakit-sakitan. Nah, runtutan masalah yang menerpa negara ini merupakan salah satu indikasi negara sedang sakit dan kita perlu mengganti nama.

Terlepas dari seserius apakah analisa Arkand, penggunaan nama Indonesia untuk negara tercinta ini punya jejak yang panjang. Yuk, kita telusuri.


Nama-nama awal

Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang).

Sementara, pedagang-pedagang Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera.

Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).




Ketika Belanda datang

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah “Hindia“. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).

Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).




Nama Indonesia pun hadir
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
“… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians“.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. 
Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago“.

Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. 
Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).


Berdirinya negara bernama Indonesia
Pada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”

Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”. 
Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Tetapi Belanda menolak mosi ini.

Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.


Bagaimana dengan kata Nusantara?
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli dan juga dr. Setiabudi, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.




Pada tahun 1920, ia pun memperkenalkan suatu nama lain untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “India”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). 
Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati palapa).

Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.


Nah, sekarang menurut kamu mana yang mau dipakai, Indonesia atau Nusantara?




























Sumber:
serbasejarah
boekwinkeltjes
Wanita Ini Tetap Asyik Bermain Biola Saat Jalani Operasi Otak

Wanita Ini Tetap Asyik Bermain Biola Saat Jalani Operasi Otak

October 01, 2014 Add Comment
Umumnya, seseorang yang menjalani tindakan medis operasi pasti diberikan suntikan bius oleh sang dokter. Namun, ada yang berbeda pada wanita ini. Saat melakukan operasi pada otaknya, wanita bernama Naomi Elishuv justru asyik bermain biola.

Wanita Ini Bermain Biola Selama Operasi Otak

Seperti dikutip Russia Today, ternyata Elishuv bermain biola selama proses operasi lantaran disuruh oleh sang dokter. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung bagian syaraf mana yang rusak.

"Ini adalah pertama kali saya mengoperasi seorang pasien yang memainkan instrumen sepanjang jalannya proses operasi. Selama operasi, walaupun cukup menegangkan saya merasa senang karena bisa mendengarkan konser pribadi dari seorang musisi berbakat," kata Profesor Yitzhak Fried, selaku dokter yang melakukan operasi terhadap Elishuv.

Lebih lanjut Fried menambahkan, bermain biola saat Elishuv menjalani operasi sangatlah penting. "Kami harus menempatkan sebuah elektroda yang mampu mengurangi getaran pada tanganya. Oleh karena itu kami membutuhkan partisipasi langsung, dengan cara bermain biola agar kami tahu daerah mana di otak Elishuv yang harus kami pasangangkan elekdtroda. Selama prosedur dia tidak kesakitan karena area di otak memang tak bisa merasakan sakit." tandasnya.



Selama ini, Elishuv merupakan pemain biola profesional di Lithuanian National Symphony Orchestra. Tetapi, sejak 20 tahun silam dia berhenti bermain biola lantaran Elishuv mengalami kondisi bagian tubuhnya gemetaran.

Akhirnya, pada pekan lalu wanita ini memutuskan untuk menjalani operasi di Israel. Operasi ini dilakukan untuk menanamkan elektroda di otaknya supaya mengurangi gangguan gemetar. Usai menjalani operasi pada otaknya, Elishuv begitu sangat senang dan tak sabar untuk melakukan aktivitas normalnya sehari-hari.

"Aku ingin bermain musik, menandatangani namaku dan minum teh tanpa membuatnya tumpah," tutur Elishuv. Kini, Elishuv pun dapat kembali bermain biola seperti sedia kala.


Sumber :
jadiberita