VIVAnews - Sebuah kelompok muslim bernama Inisiatif
Masjid Inklusif (IMI) berusaha mengenalkan Islam yang lebih moderat di
Inggris. Salah satu nilai di dalam Islam yang coba untuk dia ubah yakni,
terkait soal wanita yang tidak boleh menjadi imam saat ibadah salat.
Laman Al Arabiya, Jumat 9 Agustus 2013 melansir, ajaran Islam yang dikenalkan IMI sempat membuat terkejut beberapa pengikutnya. Leila Bakkioui, salah satunya.
Saat dia mengikuti salat yang digelar kelompok IMI di lantai dasar sebuah restoran Karibia di ibukota London, Bakkioui kaget karena dia melihat ibadah salat dipimpin oleh seorang wanita.
Saking terkejutnya, dia sampai terengah-engah menceritakan apa yang dilihatnya itu kepada temannya, Tana Rasekh, yang tengah menunggu di dalam restoran.
"Saat saya turun untuk salat, ibadah itu malah dipimpin oleh seorang wanita," kata Bakkioui.
Bahkan Bakkioui menyebut para pria dan wanita menunaikan ibadah salat di ruangan yang sama. Namun wanita yang berprofesi sebagai guru matematika akhirnya bergabung dan bekerja untuk organisasi itu.
Bakkioui mengaku ingin mengenalkan Islam yang lebih moderat melalui IMI.
"Apa yang selama ini Anda lihat bukanlah Islam yang sebenarnya. Itu Islam korup," ucap Bakkioui.
Salah satu contoh tindakan korup dalam Islam yakni terkait soal wanita yang tidak diizinkan memimpin salat apabila ada pria di dalam ruangan itu.
"Apabila ada pria di ruangan tersebut, maka wanita harus berada di belakang. Jika yang dipikirkan karena takut para pria akan memandangi bokong Anda, maka seharusnya itu merupakan pikiran terakhir yang terlintas di kepala Anda," tutur Bakkioui.
Alasan IMI membiarkan hal itu terjadi, karena tidak ada satu pun ayat di dalam Alquran yang menyebut bahwa wanita dan pria tidak dapat menunaikan salat bersama atau wanita tidak bisa menjadi imam.
Komentar senada juga diungkap oleh pengikut wanita lainnya, Sophia. Menurut Sophia, banyak umat Muslim yang kini lupa dari esensi penting agama Islam dan hanya sekedar ikut-ikutan belaka.
"Mereka hanya melakukan apa pun yang orang lain lakukan tanpa meluangkan waktu untuk memeriksanya di Alquran," kata Sophia.
Sang pendiri organisasi, Tauqir, mengaku sudah kerap menerima komentar yang bernada meremehkan yang dialamatkan kepada kelompok mereka. Umat IMI meyakinkan organisasinya tidak akan menjadi ancaman bagi umat muslim di Inggris.
Dia mengaku masih berpindah-pindah tempat atau "Masjid Nomadik". Alasannya kerap berpindah tempat karena sulit menemukan masjid yang ingin memfasilitasi pertemuan kelompok IMI.
Tauqir mengaku kerap menerima komentar dengan nada meremehkan. Namun dia berjanji bukan merupakan ancaman.
"Kami bertemu dua atau tiga kali dalam sebulan dan menyewa ruangan. Saat ini kami masih terus mencari donasi supaya dapat memiliki tempat permanen di London," kata Tauqir.
Perbedaan yang coba dikenalkan kelompok ini disadari oleh salah satu pengikutnya, Hassan Wanini, akan menyebabkan kemarahan bagi umat Muslim lainnya.
Menurut Wanini apa yang dilakukan kelompoknya tidak bermaksud untuk mengancam.
"Nabi sendiri saat memeluk Islam sempat menderita, karena pada waktu dianggap sebagai sosok yang liberal. Kami hanya melakukan apa yang kami yakini," kata Wanini.
Diketahui, dalam surat An-Nisaa ayat 34 menjelaskan soal kedudukan laki-laki dan perempuan :
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Sedangkan hadits-hadits Nabi SAW, antara lain:
"Rasulullah memerintahkan Ummu Waraqah untuk menjadi imam bagi penghuni rumahnya." (HR Abu Dawud dan Al-Hakim).
Rasulullah bersabda, "Janganlah seorang perempuan menjadi imam bagi laki-laki." (HR Ibnu Majah) (adi)
Laman Al Arabiya, Jumat 9 Agustus 2013 melansir, ajaran Islam yang dikenalkan IMI sempat membuat terkejut beberapa pengikutnya. Leila Bakkioui, salah satunya.
Saat dia mengikuti salat yang digelar kelompok IMI di lantai dasar sebuah restoran Karibia di ibukota London, Bakkioui kaget karena dia melihat ibadah salat dipimpin oleh seorang wanita.
Saking terkejutnya, dia sampai terengah-engah menceritakan apa yang dilihatnya itu kepada temannya, Tana Rasekh, yang tengah menunggu di dalam restoran.
"Saat saya turun untuk salat, ibadah itu malah dipimpin oleh seorang wanita," kata Bakkioui.
Bahkan Bakkioui menyebut para pria dan wanita menunaikan ibadah salat di ruangan yang sama. Namun wanita yang berprofesi sebagai guru matematika akhirnya bergabung dan bekerja untuk organisasi itu.
Bakkioui mengaku ingin mengenalkan Islam yang lebih moderat melalui IMI.
"Apa yang selama ini Anda lihat bukanlah Islam yang sebenarnya. Itu Islam korup," ucap Bakkioui.
Salah satu contoh tindakan korup dalam Islam yakni terkait soal wanita yang tidak diizinkan memimpin salat apabila ada pria di dalam ruangan itu.
"Apabila ada pria di ruangan tersebut, maka wanita harus berada di belakang. Jika yang dipikirkan karena takut para pria akan memandangi bokong Anda, maka seharusnya itu merupakan pikiran terakhir yang terlintas di kepala Anda," tutur Bakkioui.
Alasan IMI membiarkan hal itu terjadi, karena tidak ada satu pun ayat di dalam Alquran yang menyebut bahwa wanita dan pria tidak dapat menunaikan salat bersama atau wanita tidak bisa menjadi imam.
Komentar senada juga diungkap oleh pengikut wanita lainnya, Sophia. Menurut Sophia, banyak umat Muslim yang kini lupa dari esensi penting agama Islam dan hanya sekedar ikut-ikutan belaka.
"Mereka hanya melakukan apa pun yang orang lain lakukan tanpa meluangkan waktu untuk memeriksanya di Alquran," kata Sophia.
Sang pendiri organisasi, Tauqir, mengaku sudah kerap menerima komentar yang bernada meremehkan yang dialamatkan kepada kelompok mereka. Umat IMI meyakinkan organisasinya tidak akan menjadi ancaman bagi umat muslim di Inggris.
Dia mengaku masih berpindah-pindah tempat atau "Masjid Nomadik". Alasannya kerap berpindah tempat karena sulit menemukan masjid yang ingin memfasilitasi pertemuan kelompok IMI.
Tauqir mengaku kerap menerima komentar dengan nada meremehkan. Namun dia berjanji bukan merupakan ancaman.
"Kami bertemu dua atau tiga kali dalam sebulan dan menyewa ruangan. Saat ini kami masih terus mencari donasi supaya dapat memiliki tempat permanen di London," kata Tauqir.
Perbedaan yang coba dikenalkan kelompok ini disadari oleh salah satu pengikutnya, Hassan Wanini, akan menyebabkan kemarahan bagi umat Muslim lainnya.
Menurut Wanini apa yang dilakukan kelompoknya tidak bermaksud untuk mengancam.
"Nabi sendiri saat memeluk Islam sempat menderita, karena pada waktu dianggap sebagai sosok yang liberal. Kami hanya melakukan apa yang kami yakini," kata Wanini.
Diketahui, dalam surat An-Nisaa ayat 34 menjelaskan soal kedudukan laki-laki dan perempuan :
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Sedangkan hadits-hadits Nabi SAW, antara lain:
"Rasulullah memerintahkan Ummu Waraqah untuk menjadi imam bagi penghuni rumahnya." (HR Abu Dawud dan Al-Hakim).
Rasulullah bersabda, "Janganlah seorang perempuan menjadi imam bagi laki-laki." (HR Ibnu Majah) (adi)
EmoticonEmoticon