Pemerintah Indonesia menandatangani kesepakatan hutang sebesar 2
miliar dolar dengan Bank Dunia (World Bank). Utang tersebut akan
dimasukkan dalam pinjaman siaga (contingency loan).
Ilustrasi bahaya hutang/leregardcretois.blogspot.com
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan
(Kemenkeu), Rahmat Waluyanto mengatakan total pinjaman siaga yang
dibutuhkan tahun ini sebesar Rp 5,5 miliar dolar. Selain Bank Dunia,
pemerintah telah mendapatkan pinjaman dari Asian Development Bank (ADB)
sebesar 500 juta dolar. "Selain itu, sudah ada calon yang interest
(tertarik), " ujar Rahmat di Jakarta, Rabu (6/6).
Jumlah pinjaman siaga tersebut sama dengan dana pinjaman siaga
periode 2009-2010. Kekurangan dana tersebut akan didapatkan dari
sejumlah sumber seperti organisasi multilateral maupun bilateral. Rahmat
mengatakan pihaknya masih berharap dapat pinjaman dari Australia. "Tapi
dari Australia belum, karena butuh persetujuan parlemen," ujarnya.
Pinjaman siaga tersebut akan digunakan jika kondisi pasar memburuk.
Kondisi pasar itu akan dilihat dari parameter seperti harga Surat Utang
Negara (SUN) jatuh. Selain itu, pemerintah tidak bisa mengakses pasar.
"Jika pemerintah tidak bisa terbitkan SBN (Surat Berharga Negara)
untuk biayai APBN, pinjaman itu baru kita pakai, " ujar Rahmat.
Sumber:
EmoticonEmoticon