Meski
dianggap aneh dan tak masuk dengan akal logika manusia, berbagai ritual
seram warisan leluhur yang dapat dibilang tak berperikemanusiaan ini
masih saja tetap dijalankan hingga sampai kini. Menyayat tubuh, menahan
rasa sakit yang luar biasa sampai rela mengorbankan nyawa hanya untuk
menunjukkan tingkat 'keimanan' sebagai pembuktian dari apa yang menjadi
kepercayaan mereka dan belum tentu terbukti kebenarannya, apakah ini
memang benar-benar perintah suci dari Tuhan?
7 ritual seram yang bikin bulu kuduk merinding
ini memang benar-benar ada dan sampai kini pun para penganutnya masih
tetap melanjutkan tradisi aneh yang mereka yakini tersebut. Sahabat
kejadiananeh.com disarankan bagi anda yang tidak kuat melihat
gambar-gambar mengerikan dibawah ini untuk tidak meneruskan membacanya.
Agar
anak-anak laki-laki dari suku Unambal disebut pria sejati, mereka perlu
menjalani siksaan fisik yang ekstrem. Para tetua suku akan memotong
kulit dari berbagai bagian tubuh seorang anak laki-laki, termasuk
pantat, dada, lengan, dan bahu. Kemudian, mereka akan menaruh pasir di
atas luka yang belum mengering itu. Hal ini sengaja dilakukan agar luka
dapat menghasilkan bekas luka yang indah, setelah itu telah benar-benar
sembuh.
Suku
Unambal juga mengharuskan anak laki-laki di sukunya untuk menjalani
sunat. Namun, ritual itu tidak berakhir di sana. Setelah mereka memiliki
jenggot, mereka diwajibkan untuk menjalani prosedur menyakitkan, di
mana bagian bawah penis mereka dipotong terbuka dari dasar hingga ke
lubang kencing. Suku Unambal percaya bahwa dengan melakukan ritual yang
tampaknya menyiksa ini akan membuat penis mereka lebih menarik dan lebih
ringan. Itulah lima tradisi brutal yang dilakukan pria agar dicap
jantan. Ritual ini kebanyakan hanya dilakukan oleh suku-suku pedalaman
untuk menunjukkan eksistensi mereka di antara suku-suku yang lain.
Jika
Anda berpikir bahwa bungee jumping adalah aktivitas melompat dari
tempat tinggi yang paling ekstrem, Anda salah. Ada atraksi yang yang
lebih ekstrem daripada bungee jumping, yang biasa dilakukan oleh
penduduk Vanuatu. Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan yang terletak
di selatan Samudra Pasifik.
Setiap
tahun dari bulan April sampai Juni, penduduk yang tinggal di bagian
selatan Pulau Pentecost di Vanuatu akan mengadakan salah satu upacara
adat paling spektakuler dan menantang maut yang pernah ada di dunia.
Mereka biasa menyebutnya Nagol atau Gol. Namun, wisatawan asing lebih
mengenalnya dengan istilah land diving.
Selama acara berlangsung, para pria akan naik ke menara kayu setinggi 30 meter dan melompat ke bawah. Land diving dilakukan tanpa peralatan keselamatan apa pun. Mereka hanya mengikatkan tanaman rambat pada kedua pergelangan kaki mereka sebagai penahan. Dan tradisi ekstrem ini sekarang telah berkembang menjadi sebuah objek wisata. Sementara menara kayu dibangun, para penerjun harus tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat khusus untuk pria. Mereka bahkan harus menghindari kontak dengan wanita. Ritual itu dikatakan dapat menjernihkan pikiran mereka.
Selama acara berlangsung, para pria akan naik ke menara kayu setinggi 30 meter dan melompat ke bawah. Land diving dilakukan tanpa peralatan keselamatan apa pun. Mereka hanya mengikatkan tanaman rambat pada kedua pergelangan kaki mereka sebagai penahan. Dan tradisi ekstrem ini sekarang telah berkembang menjadi sebuah objek wisata. Sementara menara kayu dibangun, para penerjun harus tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat khusus untuk pria. Mereka bahkan harus menghindari kontak dengan wanita. Ritual itu dikatakan dapat menjernihkan pikiran mereka.
Asal-usul
Nagol sendiri bermula dari legenda seorang wanita yang merasa tidak suka pada suaminya, Tamalie (ada beberapa versi nama). Menurut cerita masyarakat setempat, wanita itu marah karena suaminya terlalu gila seks,
sehingga dia mencoba melarikan diri ke hutan. Tamalie mengejar istrinya
dan melihat wanita itu memanjat sebuah pohon.
Tamalie kemudian mengikuti istrinya memanjat pohon itu. Wanita itu kemudian mengikatkan akar pohon rambat itu pada kedua pergelangan kakinya dan melompat ke bawah. Dia pun selamat. Sialnya, suaminya yang ikut melompat untuk mengejarnya, tidak mengikat pergelangan kakinya dengan akar pohon itu. Tubuhnya pun langsung menyambar tanah dan tewas seketika. Hal itu membuat para pria di pulau tersebut mulai belajar untuk melakukan Nagol sehingga mereka tidak lagi bisa ditipu oleh kaum wanita.
Tamalie kemudian mengikuti istrinya memanjat pohon itu. Wanita itu kemudian mengikatkan akar pohon rambat itu pada kedua pergelangan kakinya dan melompat ke bawah. Dia pun selamat. Sialnya, suaminya yang ikut melompat untuk mengejarnya, tidak mengikat pergelangan kakinya dengan akar pohon itu. Tubuhnya pun langsung menyambar tanah dan tewas seketika. Hal itu membuat para pria di pulau tersebut mulai belajar untuk melakukan Nagol sehingga mereka tidak lagi bisa ditipu oleh kaum wanita.
3. Ritual Menyeramkan Ashura Kaum Islam Syi'ah
Ritual
Ashura adalah salah satu dari ritual tahunan yang dilakukan kaum Islam
Syiah di seluruh dunia untuk menandai wafatnya cucu Nabi Muhammad, Imam
Hussein. Hussein wafat di pertempuran Karbala pada abad ke-7. Dalam
ritual ini, orang-orang Syiah akan melukai tubuh mereka sendiri dengan
rantai besi atau belati hingga bersimbah darah.
Orang-orang
yang hadir di ritual ini kemudian meratapi kenyataan bahwa mereka tidak
hadir dalam pertempuran itu, sehingga tidak bisa ikut berperang dan
menyelamatkan Hussein. Kaum Syiah umumnya percaya bahwa ritual Ashura
dapat membebaskan mereka dari belenggu dosa.
4. Diungsikan dan dibiarkan Mati dalam keadaan beku
Salah satu cerita yang paling terkenal tentang orang Eskimo adalah praktik aneh yang mereka lakukan ketika menghadapi kematian di usia tua. Dalam ritual ini, orang Eskimo akan dibawa keluar ke laut dan dibiarkan sendirian hingga menjemput ajal. Karena orang Eskimo percaya bahwa ada dunia lain yang menanti mereka setelah mati, para anak akan mengirim orang tua mereka untuk pergi ke alam baka dengan cara yang bermartabat, tanpa menjadi beban bagi keluarga.
Salah satu cerita yang paling terkenal tentang orang Eskimo adalah praktik aneh yang mereka lakukan ketika menghadapi kematian di usia tua. Dalam ritual ini, orang Eskimo akan dibawa keluar ke laut dan dibiarkan sendirian hingga menjemput ajal. Karena orang Eskimo percaya bahwa ada dunia lain yang menanti mereka setelah mati, para anak akan mengirim orang tua mereka untuk pergi ke alam baka dengan cara yang bermartabat, tanpa menjadi beban bagi keluarga.
5. Matis, Tradisi Aneh Beranjak Dewasa
Ritual
kedewasaan Matis dari empat fase yang sangat menyakitkan. Pada tahap
pertama, racun diteteskan pada mata pria muda. Suku Matis percaya bahwa
hal tersebut akan membantu meningkatkan indera penglihatan anak
laki-laki mereka. Tahap kedua dan ketiga melibatkan siksaan fisik, tubuh
para pemuda akan dicambuk dan dipukuli berulang kali.
Pada tahap akhir, para pemuda disuntik dengan racun Kampo, yang diekstrak dari katak monyet. Kampo tidak bersifat halusinogenik, meskipun dapat menyebabkan respon psikologis yang ekstrem. Selain itu, racun ini juga dapat menyebabkan berbagai efek pada tubuh seperti muntah dan gerakan usus yang tak terkendali. Suku Matis sangat percaya bahwa Kampo mampu meningkatkan daya tahan dan kekuatan anak laki-laki mereka, dan membuat mereka menjadi pria sejati dan pemburu yang mahir.
Pada tahap akhir, para pemuda disuntik dengan racun Kampo, yang diekstrak dari katak monyet. Kampo tidak bersifat halusinogenik, meskipun dapat menyebabkan respon psikologis yang ekstrem. Selain itu, racun ini juga dapat menyebabkan berbagai efek pada tubuh seperti muntah dan gerakan usus yang tak terkendali. Suku Matis sangat percaya bahwa Kampo mampu meningkatkan daya tahan dan kekuatan anak laki-laki mereka, dan membuat mereka menjadi pria sejati dan pemburu yang mahir.
6. Modifikasi tubuh ekstrim membuat kulit agar mirip Sisik Buaya
Suku
Sepik di Papua Nugini menganggap buaya sebagai makhluk yang sangat
suci. Mereka mengklaim memiliki hubungan spiritual dan budaya dengan
reptil berbahaya ini. Oleh karenanya, suku Sepik mendorong para
pemudanya untuk menyelesaikan ritual menyakitkan, yang dirancang untuk
mengubah kulit tubuh mereka menjadi mirip dengan kulit buaya.
Dengan menggunakan pisau cukur, tetua suku akan menyayat kulit para pemuda. Proses menyakitkan ini menghasilkan pola indah yang sangat mirip dengan kulit buaya. Untuk melengkapi ritual tersebut, para tetua kemudian menaruh abu pada luka yang menganga. Setelah upacara selesai, para pemuda itu dinyatakan sebagai pria sejati.
Dengan menggunakan pisau cukur, tetua suku akan menyayat kulit para pemuda. Proses menyakitkan ini menghasilkan pola indah yang sangat mirip dengan kulit buaya. Untuk melengkapi ritual tersebut, para tetua kemudian menaruh abu pada luka yang menganga. Setelah upacara selesai, para pemuda itu dinyatakan sebagai pria sejati.
Ritual
Okipa dilakukan oleh suku Mandan Indian. Okipa dibuka dengan tarian
Bison dan kemudian diikuti oleh atraksi pengorbanan diri yang sangat
menyiksa. Para prajurit dipaksa untuk menunjukkan keberanian fisik
mereka dan membiarkan para roh merasuki raga mereka. Para pemuda yang
menjalani okipa diminta untuk tidak makan, minum, dan tidur selama empat
hari.
Mereka kemudian digiring untuk memasuki sebuah gubuk di mana mereka harus duduk dengan wajah tersenyum, ketika kulit dada dan bahu mereka ditusuk. Setelah itu, mereka digantung di atap gubuk sampai pingsan. Prajurit yang pingsan dibawa ke bawah dan dibiarkan sampai terbangun dengan sendirinya. Setelah dia bangun, prajurit itu diminta untuk memotong jari kelingkingnya.
Mereka kemudian digiring untuk memasuki sebuah gubuk di mana mereka harus duduk dengan wajah tersenyum, ketika kulit dada dan bahu mereka ditusuk. Setelah itu, mereka digantung di atap gubuk sampai pingsan. Prajurit yang pingsan dibawa ke bawah dan dibiarkan sampai terbangun dengan sendirinya. Setelah dia bangun, prajurit itu diminta untuk memotong jari kelingkingnya.
sumber: KejadianAneh.com
EmoticonEmoticon