Ilmuwan Badan Antariksa Amerika (NASA) heran dengan kemunculan lubang hitam raksasa di permukaan matahari. Lubang hitam itu dikenal dengan sebutan lubang koronal.
Diketahui, fenomena lubang koronal ini merupakan peristiwa yang terjadi pada bintang di pusat tata surya. Itu terjadi saat tingkat kerapatan cukup rendah dan medan magnet terbuka atau heliosfer. Lubang koronal ini akan menyebabkan badai geomagnet cukup kuat yang bisa berdampak terhadap Bumi.
Lubang tersebut berhasil diidentifikasi melalui pusat pengamatan oleh perangkat Solar Dynamics Observatory (SDO), tepat pada tanggal 1 Januari 2015. SDO adalah satelit yang mempunyai tugas untuk pengawasan atas segala kejadian yang dialami oleh Matahari.
"Tahun 2015 dimulai dengan adanya lubang koronal cukup besar di kutub Selatan Matahari," ungkap ilmuwan dari SDO NASA dalam blog-nya, dilansir dari laman RT.
Dalam sebuah foto yang diunggah NASA, terlihat jelas terdapat sebuah lubang yang menganga dengan warna hitam pada bagian bawah Matahari.
Mengenai munculnya lubang koronal tersebut, para ilmuwan masih belum melakukan penelitian lebih lanjut. Namun, mereka mengatakan lubang tersebut adalah area di mana partikel dari matahari menghilang dengan kecepatan hingga 500 mil per jam atau setara dengan 800 kilometer perjamnya.
Peristiwa lubang koronal ini bukanlah yang pertama kali diungkap oleh NASA. Jauh sebelumnya, yakni pada tahun 1970-an, badan milik negeri Paman Sam itu telah mengungkap fenomena tersebut melalui gambar pertama yang diambil oleh astronotnya.
Pada Oktober tahun lalu juga, sebelum perayaan Halloween, NASA memperlihatkan kondisi wajah Matahari yang tampak mengerikan sehingga menyerupai jack-o-lantern atau buah labu jack yang sering kali digunakan pada perayaan Halloween.
Sumber :
viva
Diketahui, fenomena lubang koronal ini merupakan peristiwa yang terjadi pada bintang di pusat tata surya. Itu terjadi saat tingkat kerapatan cukup rendah dan medan magnet terbuka atau heliosfer. Lubang koronal ini akan menyebabkan badai geomagnet cukup kuat yang bisa berdampak terhadap Bumi.
Lubang tersebut berhasil diidentifikasi melalui pusat pengamatan oleh perangkat Solar Dynamics Observatory (SDO), tepat pada tanggal 1 Januari 2015. SDO adalah satelit yang mempunyai tugas untuk pengawasan atas segala kejadian yang dialami oleh Matahari.
"Tahun 2015 dimulai dengan adanya lubang koronal cukup besar di kutub Selatan Matahari," ungkap ilmuwan dari SDO NASA dalam blog-nya, dilansir dari laman RT.
Dalam sebuah foto yang diunggah NASA, terlihat jelas terdapat sebuah lubang yang menganga dengan warna hitam pada bagian bawah Matahari.
Mengenai munculnya lubang koronal tersebut, para ilmuwan masih belum melakukan penelitian lebih lanjut. Namun, mereka mengatakan lubang tersebut adalah area di mana partikel dari matahari menghilang dengan kecepatan hingga 500 mil per jam atau setara dengan 800 kilometer perjamnya.
Peristiwa lubang koronal ini bukanlah yang pertama kali diungkap oleh NASA. Jauh sebelumnya, yakni pada tahun 1970-an, badan milik negeri Paman Sam itu telah mengungkap fenomena tersebut melalui gambar pertama yang diambil oleh astronotnya.
Pada Oktober tahun lalu juga, sebelum perayaan Halloween, NASA memperlihatkan kondisi wajah Matahari yang tampak mengerikan sehingga menyerupai jack-o-lantern atau buah labu jack yang sering kali digunakan pada perayaan Halloween.
Sumber :
viva
EmoticonEmoticon