Ditemukan Sistem Cincin Planet Lebih Besar Dari Saturnus

February 04, 2015
Tim astronom di Observatorium Leiden-Belanda dan University of Rochester-Amerika Serikat, telah menemukan sistem cincin planet ketika mereka melihat gerhana matahari pada bintang J1407. Sistem cincin planet ini jauh lebih besar dan lebih berat dari sistem cincin Saturnus. Sebelumnya, Eric Mamajek menemukan sistem cincin pertama di luar sistem tata surya pada tahun 2012.

Tetapi analisis terbaru dari Matthew Kenworthy menunjukkan bahwa sistem cincin planet terdiri lebih dari 30 cincin, masing-masing memiliki diamater puluhan juta kilometer. Ilmuwan juga menemukan kesenjangan dalam cincin yang menunjukkan bahwa satelit atau exomoons mungkin telah terbentuk. Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Astrophysical Journal edisi akhir Januari 2015.

Temuan Sistem Cincin Planet J1407b


Studi ini melihat rincian kurva cahaya yang luar biasa, dimana gerhana berlangsung selama beberapa minggu. Para ilmuwan telah melihat perubahan yang cepat pada skala waktu puluhan menit sebagai akibat dari struktur halus pada sistem cincin planet. Bintang yang berada didekatnya terlalu jauh sehingga sulit untuk mengamati cincin secara langsung, tetapi ilmuwan bisa membuat model rinci berdasarkan variasi kecerahan dalam cahaya bintang yang melewati sistem cincin. 

Gerhana ini disebabkan benda seperti pendamping J1407b, satu-satunya cara yang layak dengan cara mengamati kondisi awal pembentukan satelit dalam waktu dekat. Gerhana J1407 memungkinkan ilmuwan untuk mempelajari sifat fisik dan kimia yang terdapat pada disk circumplanetary.

Sistem Cincin Planet J1407b

Menurut Mamajek, profesor fisika dan astronomi di University of Rochester, jika ilmuwan bisa mengganti cincin Saturnus dengan sistem cincin planet J1407b, akan lebih mudah melihat perbedaannya di malam hari dan akan terlihat banyak fenomena bulan purnama. Planet ini jauh lebih besar dari Jupiter atau Saturnus, dan sistem cincin planet sekitar 200 kali lebih besar dari cincin Saturnus. 

Para astronom menganalisis data dari proyek SuperWASP, survei ini dirancang untuk mendeteksi gas raksasa yang bergerak di depan bintang induknya. Pada tahun 2012, Mamajek dan tim ilmuwan lainnya dari University of Rochester melaporkan penemuan J1407, salah satu bintang muda. Mereka mengusulkan bahwa fenomena gerhana yang terjadi disebabkan disk bulan terbentuk disekitar planet raksasa atau katai coklat.

Kemudian analisa selanjutnya dilakukan oleh Kenworthy, teknlogi optik adaptif dan spektroskopi Doppler digunakan untuk memperkirakan massa objek sistem cincin planet. Kesimpulan berdasarkan temuan sebelumnya tentang sistem cincin planet J1407b dimana analisa cenderung menjelaskan planet raksasa. Walaupun belum terlihat bukti nyata, mereka menyimpulkan sistem cincin raksasa bertanggung jawab atas peredupan cahaya berulang pada planet J1407b.
Kurva cahaya mengisyaratkan bahwa diameter sistem cincin planet hampir mencapai 120 juta kilometer, dua ratus kali lebih besar dari sistem cincin Saturnus. Sistem cincin planet J1407b kemungkinan senilai massa Bumi yang berbentuk partikel debu menutupi cahaya.

Seandainya empat bulan Galilean sebesar Jupiter menjadi debu dan es, menyebarkan materi diatas orbitnya dalam sebuah sistem cincin disekeliling Jupiter, cincin akan mengaburkan cahaya sehingga pengamat akan melihat multi-gerhana. Dalam kasus J1407, para ilmuwan melihat cincin memblokir sebanyak 95 persen dari cahaya (bintang seperti matahari), sehingga ada banyak materi yang kemudian bisa membentuk satelit.

Astronom menemukan setidaknya satu celah kosong dalam struktur cincin, kemungkinan disebabkan satelit yang terbentuk dan mengukir celah ini. Massa satelit bisa seukuran antara Bumi dan Mars, dan periode orbit sekitar dua tahun. Mungkin cincin akan menjadi lebih tipis dalam beberapa juta tahun ke depan dan akhirnya menghilang disebabkan pembentukan satelit dari material yang tersebar didalam disk. Menurut Mamajek, ilmuwan berteori selama puluhan tahun bahwa planet seperti Jupiter dan Saturnus memasuki tahap awal, dimana disk disekitarnya akan membentuk satelit. 

Objek telah ditemukan pada tahun 2012, tetapi tidak ada seorang pun melihat sistem cincin planet tersebut. Temuan ini merupakan foto pertama pembentukan satelit dalam skala jutaan kilometer di sekitar objek substellar. Para astronom memperkirakan bahwa sistem cincin pendamping planet J1407b memiliki periode orbit sekitar satu dekade berkepanjangan. Massa planet J1407b sulit untuk dibatasi, tetapi kemungkinan besar berada dikisaran sekitar 10 sampai 40 kali massa Jupiter.

Para ilmuwan berharap kepada astronom lain untuk membantu memantau perkembangan J1407, membantu mendeteksi gerhana berikutnya dan membatasi periode serta massa pendamping sistem cincin. Hasil pengamatan planet J1407b dapat dilaporkan ke  American Association of Variable Star Observers (AAVSO), sementara itu para astronom mencari survei fotometri lain untuk mencari gerhana pada sistem cincin planet yang belum ditemukan.


Sumber : isains.com

Share this

Lahir di Padang, Sumatera Barat pada akhir tahun 1993, blogger rupawan ini lebih dikenal dengan nickname hideatsa. Memiliki kredibilitas yang mumpuni dalam bidang copy-paste. Meskipun tampan, ia juga baik hati dan tidak sombong.

Related Posts