Sering bosan? Cobalah membunuh kebosanan dengan melakukan aktivitas positif. Pasalnya, studi medis menunjukkan bahwa perasaan bosan kurang baik bagi kesehatan.
Peneliti menyatakan, orang-orang yang melaporkan merasa bosan berisiko lebih besar meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak.
Para pakar dari University College London menyatakan bahwa kebosanan secara khusus tidak berbahaya. Tapi, kebosanan bisa menjadi salah satu gejala dari perilaku berbahaya, seperti minum alkohol berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan gangguan psikologis.
Dalam studi yang akan dipublikasikan di International Journal of Epidemiology ini, para partisipan diminta merekam seberapa sering mereka merasa bosan di bulan sebelumnya.
Hasil menunjukkan, sebagian besar yang merasa bosan adalah perempuan. Selain itu, mereka yang melaporkan merasa sangat bosan berisiko lebih besar meninggal akibat gangguan jantung dibandingkan mereka yang melaporkan tidak merasa bosan.
Tapi, efek ini menurun setelah peneliti memperhitungkan faktor gangguan kesehatan dan perilaku yang buruk bagi kesehatan.
"Kami menyimpulkan bahwa mereka yang melaporkan merasa bosan cenderung meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak bosan," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.
Kebosanan, menurut peneliti, seringkali menjadi pertanda faktor risiko lain, seperti gangguan kesehatan, posisi di masyarakat atau perilaku berbahaya.
"Meskipun beberapa aspek kehidupan tidak mudah diubah, kecenderunagn bosan, terutama di kalangan generasi muda bisa mengindikasikan perilaku berbahaya seperti minum berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan ganguan psikologis."
Peneliti menyatakan, orang-orang yang melaporkan merasa bosan berisiko lebih besar meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak.
Para pakar dari University College London menyatakan bahwa kebosanan secara khusus tidak berbahaya. Tapi, kebosanan bisa menjadi salah satu gejala dari perilaku berbahaya, seperti minum alkohol berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan gangguan psikologis.
Dalam studi yang akan dipublikasikan di International Journal of Epidemiology ini, para partisipan diminta merekam seberapa sering mereka merasa bosan di bulan sebelumnya.
Hasil menunjukkan, sebagian besar yang merasa bosan adalah perempuan. Selain itu, mereka yang melaporkan merasa sangat bosan berisiko lebih besar meninggal akibat gangguan jantung dibandingkan mereka yang melaporkan tidak merasa bosan.
Tapi, efek ini menurun setelah peneliti memperhitungkan faktor gangguan kesehatan dan perilaku yang buruk bagi kesehatan.
"Kami menyimpulkan bahwa mereka yang melaporkan merasa bosan cenderung meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidak bosan," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.
Kebosanan, menurut peneliti, seringkali menjadi pertanda faktor risiko lain, seperti gangguan kesehatan, posisi di masyarakat atau perilaku berbahaya.
"Meskipun beberapa aspek kehidupan tidak mudah diubah, kecenderunagn bosan, terutama di kalangan generasi muda bisa mengindikasikan perilaku berbahaya seperti minum berlebih, merokok, menggunakan obat-obatan dan ganguan psikologis."
sumber : timetotalks.blogspot.com
EmoticonEmoticon