Benarkah Buddha Sosok Yang Sama Dengan Zulkifli?

June 25, 2015
Berbagai ahli telah menyampaikan teori mereka, diantaranya adalah para sejarawan  yang terus berusaha mempelajari asal ajaran Buddha dan bagaimana penyebarannya. Persamaan kisah dan penalaran ayat-ayat kitab suci telah merangsang sejarawan menafsirkan sebuah teori yang 'mungkin' saja benar, atau bisa saja hanya dugaan semata. 

Ajaran Sidharta Gautama (Sang Buddha) mulai menyebar di wilayah penganut agama tertentu dan menentang ritual yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Mereka pun dibujuk untuk menyembah satu Tuhan.

Ia mengatakan, kebahagiaan sejati dapat diperoleh dengan cara mengendalikan sikap dan kemurnian jiwa. Buddha juga mengatakan pada mereka bahwa penyebab utama semua penderitaan adalah hasrat manusia yang jauh dari Tuhan.

Mengendalikan nafsu dan senantiasa membersihkan diri dan jiwa manusia adalah jalan untuk mencapai tahap kebahagiaan yang abadi. Ajaran inilah yang membuat satu per satu orang-orang terpikat oleh ajakannya.

Siapakah Buddha Dan Zulkifli?


Dan mereka beranggapan bahwa semua cerita tentang Tuhan tidak masuk akal, mereka melecehkan Tuhan dan berpaling, tetapi ada pula yang mengikuti ajaran Buddha. Maka lahirlah satu agama yang paling penting didunia sekitar abad ke-5 SM. Kemudian pada abad ke-4 SM, Buddha mengubah ajarannya menjadi empat aliran, diantaranya ajaran Mahasanghika yang lebih welas asih. Kemudian pada abad pertama masehi muncul ajaran Mayana, para penganut agama mengemukakan bahwa tuhan adalah Buddha, dan beberapa abad kemudian agama Buddha mulai melaksanakan ritual.

Mungkinkah agama terlahir dan menyebar sangat cepat, selama kurang dari 2 abad menyerukan suatu ajaran yang membuat sebagian besar manusia didunia berhenti mengikuti ajaran sebelumnya? Mengapa ajaran Buddha yang mulanya mendukung Atheism murni mulai berubah pandangan dan beradaptasi dengan konsep Ketuhanan?
Dalam hal penyusunan sejarah, beberapa sejarawan masih banyak yang tidak mengerti ilmu agama. Sebagian besar sejarah manusia berasal dari sana, tetapi terkandung sejarah itu tercantum dalam kitab suci agama. Agama lahir saat iman manusia sedang goyah, lahir dari kondisi ekonomi dan iklim sosial dan kebutuhan umum. Pada saat manusia mengalami kemajuan dalam siklus evolusi, manusia terus merespon dan mengembangkan respon mereka terhadap kondisi yang dihadapi.

Suatu pandangan baru lahir dalam catatan sejarah, bahwa ajaran Buddha lahir saat terjadi bencana kekeringan diseluruh dunia berlangsung selama 3 abad pada tahun 2200 SM. Jutaan manusia tewas kehausan dan kelaparan, rakyat terus memohon kepada tuhannya untuk menyelamatkan mereka dari bencana, tapi tidak menghasilkan apapun sampai mereka mulai ragu dan mempertanyakan "apakah Tuhan benar-benar ada?", bahkan ketika bencana mulai surut, iman yang goyah tidak dapat dipulihkan. Dalam kondisi ini, Buddha datang dan menyerukan kepada mereka untuk tidak membuang waktu untuk beribadah dan memohon kepada setiap tuhan untuk mengakhiri penderitaan mereka. 

Gautama Buddha, zulkifli

Dia menyerukan bahwa untuk menuju kebahagiaan harus mengendalikan hawa nafsu yang merupakan akar penyebab semua penderitaan, menganut prinsip jiwa manusia harus terlepas dari keduniawian. Karena  kondisi iman manusia sedang goyah, mereka memutuskan untuk berpaling dari ajaran sebelumnya dan memeluk agama baru secara besar-besaran, maka lahirlah agama Budhha.

Teori dan praktek kebatinan yang diajarkan Buddha membutuhkan waktu dalam penyerapan dan menyatukannya di masyarakat. Setelah beberapa abad penganut ajaran Buddha menyusut, aliran agama mulai bercabang menjadi beberapa aliran dibawah kekaisaran besar. Aliran ini mengambil langkah kebijaksanaan untuk menyebarkan agama semakin jauh dan meluas, setelah agama menyebar secara merata mereka mendapat tantangan pertama berupa pemberontakan yang dirasakan para penganut Buddha. Agama telah diatur sebagai tameng bagi biarawan egois yang tidak peduli pada kepentingan masyarakat. 

Efek dari situasi ini, maka muncullah satu aliran yang lebih penuh kasih yaitu Mahasanghika. Beberapa abad kemudian kenangan tentang bencana besar yang pernah terjadi sudah hilang, pendapat tentang Tuhan yang maha kuasa penuh kasih muncul kembali sebagai penyejuk batin. Fikiran tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, orang ingin menyembah setelah melihat semua kebesaran Tuhan. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual tersebut, penganut Buddha harus menggabungkan konsep agama yang kemudian muncul aliran Mahayana.

Aliran ini mengemukakan bahwa Tuhan adalah Buddha itu sendiri, ajaran ini memunculkan pemikiran bahwa Tuhan semu disebut Bodhisatva. Penganut Buddha bahkan menyesuaikannya dengan praktek Tantric untuk memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat. Meskipun telah disesuaikan, unsur agama tidak lagi memadai dan ajaran Buddha akhirnya menghilang dan terhapus setelah lebih dari satu millennium dan melewati beberapa tahap, tetapi tetap berkembang dibagian dunia lain. Semua ini berlangsung selama lebih dari 2 ribu tahun, sekitar tahun 1800-1000 SM. Ajaran ini menyebar beberapa peradaban dalam waktu singkat, terbagi menjadi aliran besar atau pemikiran, dan kemudian menyusut dalam satu millennium. 

Sementara buku sejarah sama sekali tidak realistis dalam memaparkan sejarah ajaran Buddha, mengabaikan aspek ilmu agama dan menampilkan gambar yang tidak realistis. Setiap agama dan aliran termasuk ajaran Zoroastrianisme, Vaishnavism, Saivism, Vedismeajaran Ibrahim kepada kaum Yahudi, Kristen, Islam, agama dan budaya lainnya memiliki sejarah sendiri tentang bagaimana awal ajarannya, berevolusi, bermutasi dan berubah, tergantung pada kondisi sosial ekonomi yang terjadi pada saat itu. Zoroastrianisme lahir sebagai bentuk pemberontakan terhadap aturan agama yang menindas kaum tertentu yang membuat mereka melihat sisi jahat dari Tuhan, kemudian disebut sebagai penyembah setan diseluruh dunia. Aturan menindas yang sama dibuat orang-orang Mesopotamia, dimana mereka dianggap rendah dibandingkan Dewa.

Vaishnavism dan Saivism lahir dari bencana alam besar yang membuat mereka membayangkan Tuhan sebagai bagian dari alam semesta. Penyembahan berhala dilarang dalam agama Yahudi bukan karena perbuatan dosa, tetapi karena Musa ingin menyelamatkan kaummya dari pengaruh suku tetangga. Yudaisme lahir dari perjuangan besar yang dilakukan oleh Musa dalam menghadapi bencana kekeringan yang sama lemahnya dengan iman kaumnya. Begitu pula perpecahan tentang defenisi Tuhan dalam ajaran Kristen menjadi dua (ayah dan anak), semua ini akibat dari perpecahan pandangan antara dua sekte keagamaan. 

Kelahiran Buddha


Sekitar abad ke-6 SM, lahir seorang pria bernama Siddharta Gautama di Kapilavastu atau Kapilavathu, dalam bahasa arab disebut Kafli. Dia adalah anak dari raja Suddhodana dan permaisuri Maha Maya, diaman Suddhodana adalah keturunan keluarga Sakya Kesastrian dan wilayahnya berdekatan dengan Nepal. Permaisuri Maha Maya juga adalah seorang putri raja yang memerintah Koliya Anjana wilayah Devadaha. Sebelum kelahiran Buddha, permaisuri bermimpi  empat orang dewa dari gunung yang tinggi dan melihat gajah putih yang indah. Dalam belalai gajah membawa bunga teratai, gajah mengelilinginya 3 kali sebelum masuk ke perut permaisuri.
Kelahiran Bodhisatta diperkirakan pada tahun 623 SM ketika bulan purnama Waisak. Sebagian besar pendapat mengatakan bahwa permaisuri Maha Maya meninggal tujuh hari setelah melahirkan Bodhisatta. Hari kelahiran Bodhisatta dikabarkan bermakna supranatural oleh seorang pria tua yang dipenjara dikaki bukit Himalaya, dia bergelar Asita yang juga disebut Kala Devala. Asita bergegas ke istana pada hari berikutnya untuk melihat putra Raja Suddodana, dia menemukan 32 tanda utama dan 80 tanda tanda kecil Bodhisatta sebagai petunjuk yang baik untuk manusia dan para dewa.

Asita menangis karena sedih tidak bisa mendengar ajaran Buddha di masa depan, kemudian berlutut member hormat kepada bayi Bodhisatta. Menurut Asitad, dia akan menetap di istana dan akan berhasil merubah kebiasaan di lingkungan istana, atau dia akan menjadi guru besar yang agung. Upacara pemberian nama pada pangeran muda dilaksanakan pada hari kelima setelah kelahirannya, dimana 108 orang bijak memberinya nama Siddharta Gautama yang berarti 'cita-cita menjadi kenyataan'.

Siddharta tumbuh dan besar di istana, menjadi mahasiswa yang luar biasa cerdas dan mahir dalam ilmu negara, para guru yang mengenalnya terkejut dan dia adalah seorang yang lembut hati, tidak ada seorang pun yang pernah melihatnya menganiaya hewan sekalipun. Bahkan dia sangat sedih melihat petani yang bekerja keras membajak sawah dibawah terik matahari, sehingga membuatnya lari ke satu pohon ke pohon lainnya untuk bersemedi menghilangkan keresahan hati.

Buddha Dan Zulkifli, Sosok Yang Sama?


Beberapa pendapat mengatakan bahwa Zulkifli adalah sosok yang sama dengan Siddharta Gautama, Buddha. Darimana mereka berpendapat demikian, dan apa saja bukti yang mereka lampirkan? Untuk mempertimbangkan pendapat ini, maka sejarah hidup berdasarkan sumber yang dianggap mereka 'ada kemungkinan' keduanya adalah sosok yang sama.

Menurut Abul Kalam Azad seorang sarjana Urdu, Buddha Shakyamuni atau dikenal sebagai guru suci bagi umat budha tidak lain adalah Zulkifli, dimana Quran menyebutnya sebagai nabi yang memiliki kesabaran tingkat tinggi dan sangat baik. Dalam bahasa Arab, Zulkifli diartikan sebagai orang yang berasal dari Kifl, untuk menyebut Kapila atau Kapilavastu. Buddha Maitreya, yang dikenal dalam ajaran Budhha sebagai masa depan Budha, menurut analisis tidak lain adalah nabi terakhir yang disebutkan dalam buku Chakkavatti Sinhnad Suttanta tertulis '...akan muncul di dunia Buddha Maitreya yang baik hati, yang suci, yang tertinggi, menerangi, penuh kebijakan dalam tingkah laku, menguntungkan dan mengenal alam semesta'.

Zulkifli juga diartikan sebagai pelaksana amanat raja, dari raja yang sudah berusia lanjut dan ingin mengundurkan diri dari pemerintahan, namun dia tidak memiliki anak. Sang raja megatakan bahwa syarat untuk menggantikannya harus dapat berpuasa disiang hari, beribadah dimalam hari, dan selalu sabar ketika menghadapi urusan. Seorang yang bernama Basyar dengan suara nyaring menyatakan kesediannya, maka denga keberanian dan kemampuannya Basyar melaksanakan mandat raja, kemudian diberi gelar Zulkifli. Ismail, Idris dan Zulkifli adalah orang orang yang sabar dan Allah memberikan rahmat kepada semuanya karena kesabaran mereka. 

Kata Buddha berarti orang bijak atau yang mendapat petunjuk, istilah ini juga diartikan sama dengan nabi. Nabi dalam bahasa arab identik dengn Buddha sebagaimana yang dipahami oleh umat Buddha, persamaan dari pengertian ini disimpulkan sebagai seseorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mendapat kedudukan yang tinggi. Buddha pernah mengatakan tentang kedatangan Buddha Antim, yang berarti terakhir Buddha terakhir. Pada saat kematian Buddha, dia mengatakan hal tersebut kepada pengikut setianya yang bernama Ananda. 

buddha

Tidak ada kata Budha disebutkan dalam Quran, tetapi menurut Alexander Berzin bahwa catatan dari para sejarawan dan peneliti telah mengaitkan beberapa ayat Quran dengan Budha, diantaranya dalam ayat At-Tin 95:1 disebutkan;
Demi (buah) Tin dan (buah) zaitun, dan gunung Sinai, dan demi kota (Mekah) yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.....

Menurut Alexander Berzin, buah zaitun melambangkan Yerussalem, yaitu Isa. Gunung Sinai melambangkan Musa dan umatnya, kaum Yahudi. Mekkah melambangkan Islam dan Muhammad, dan buah Tin (berasal dari pohon Ara) tak lain adalah pohon Buddha, dimana pohon ini merupakan tempat Siddharta mencapai pencerahan. Menurut Al Qasimi, Allah bersumpah dengan buah Ara yang dimaksud adalah pohon Buddha, perumpamaan dalam Quran ditujukan untuk Buddha. Disebutkan dalam sejarah, bahwa Buddha duduk dibawah pohon Ara (Tin), dalam istilah islam disamakan dengan mencari wahyu dan duduk dalam mencari inspirasi.

Hamid Abdul Qadir, sejarawan abad ke-20 menuliskan dalam bukunya 'The Great Buddha: History and His Teachings' bahwa Buddha adalah nabi Zulkifli, yang berarti dia yang terlahir dari Kifli, dan Zulkifli disebutkan 2 kali dalam Quran. Mawlana Abul Azad Muslim, teolog abad 20 juga mengatakan bahwa Zulkifli dalam Quran mungkin sosok yang sama dengan Buddha. Dalam sejarah Islam, kisah nabi Zulkifli paling sedikit dibahas, mungkin menjadi faktor mengapa sebagian ulama menyamakan karakter Zulkifli dalam Alquran dengan Buddha yang secara kebetulan banyak kesamaan dalam kasus yang disesuaikan. 

Bagaimana dengan pendapat sejarawan lain yang menyebutkan bahwa ajaran Buddha dimulai sejak abad ke-22 SM? Dan bagaimana pula kisah Idris yang disebutkan tentang bunga (Teratai, Lily)? Bukankah dalam ayat Al-Anbiya 21:85 juga disebutkan bahwa Ismail, Idris dan Zulkifli termasuk orang-orang yang sabar? Dan bukan tidak mungkin ajaran Buddha sudah dimulai jauh sebelum abad ke-5 SM.

Zulkifli juga disebutkan identifikasi sama dengan Yehezkiel, Joshua, Obaja, dan Yesaya. Mirza Tahir Ahmad, seorang Khalifah Keempat Ahmadiyah, juga mengidentifikasi Zulkifli sama dengan Buddha. Ada kesenjangan dalam pemahaman ini, diantaranya keterbatasan tentang sejarah Zulkifli yang sangat sedikit tercatat kitab suci. Siapa dia sebenarnya dan bagaimana umatnya, tidak ada yang mengetahui secara pasti, apakah Zulkifli sosok yang sama dengan Buddha, dimana periode waktu kehidupannya bersamaan sekitar abad ke-5 dan ke-6 SM. 

Share this

Lahir di Padang, Sumatera Barat pada akhir tahun 1993, blogger rupawan ini lebih dikenal dengan nickname hideatsa. Memiliki kredibilitas yang mumpuni dalam bidang copy-paste. Meskipun tampan, ia juga baik hati dan tidak sombong.

Related Posts